Persebaran Penduduk dan Migrasi
Peta Konsep Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan Migrasi Penduduk |
Pada artikel ini kita akan membahas tentang Persebaran Penduduk dan Migrasi
Persebaran Penduduk dan Migrasi
Persebaran penduduk dan migrasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Membicarakan masalah migrasi pasti juga harus membicarakan masalah persebaran penduduk, demikian pula sebaliknya. Bagaimana persebaran penduduk dan migrasi akan kita pelajari melalui uraian berikut ini!
a. Persebaran Penduduk Indonesia
Lihatlah persebaran penduduk Indonesia pada gambar diatas. Kalian dapat menemukan pulau mana saja di Indonesia yang penduduknya sudah sangat padat. Warna pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Tampak bahwa beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).
Sebagai contoh di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya mencapai 4 jiwa/kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa/kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km2 berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkanpun tidak akan dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Bagaimana dampak penduduk yang tidak merata tersebut? Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah masalah tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan, karena di daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja. Namun pada daerah lain yang penduduknya sedikit seperti di Kalimantan dan Papua, terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah yang penduduknya padat.
Pada peta di gambar di atas, kita mendapatkan informasi penduduk terpadat di Indonesia adalah Pulau Jawa. Mengapa begitu? Hal ini tidak lepas dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia. Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Pada masa lalu, penduduk Pulau Jawa masih mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau itulah yang menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi.
Selain itu, Pulau Jawa juga menjadi pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak mengherankan apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa cukup lengkap. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekarang tersebar ke seluruh nusantara. Bahkan Pulau Jawa yang penduduknya sudah sangat padat mulai mengalami kekurangan lahan untuk mengembangkan pertanian di sana. Pertanian dan pertambangan saat ini telah berkembang di berbagai daerah Indonesia.
Pemusatan penduduk di Pulau Jawa saja tentu sangat merugikan proses pembangunan nasional, karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk agar seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri ataupun diprogramkan oleh pemerintah.
b. Migrasi Penduduk
Berkat kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lainnya. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun kelompok disebut migrasi. Mengapa orang melakukan kegiatan migrasi?1) Penyebab Migrasi
Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab penduduk melakukan kegiatan migrasi seperti:
a) Bencana alam
Kalian tentu sadar bahwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan gunung meletus. Di Indonesia, hanya Pulau Kalimantan yang tidak memiliki ancaman gempa bumi dan gunung meletus. Karena bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk melakukan migrasi. Sebagai contoh pada saat Gunung Merapi meletus tahun 2010, banyak warga terpaksa harus berpindah tempat tinggal ke daerah lain karena tempat tinggalnya masuk dalam kawasan bahaya.
b) Lahan semakin sempit
Masyarakat petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit, sementara anggota keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, mereka melakukan perpindahan ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.
c) Situasi Pertentangan
Pertentangan menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak aman dan nyaman di tempat tersebut. Situasi pertentangan ini biasanya tidak saling menghargai dan mau benar sendiri tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Pertentangan yang melibatkan banyak orang dan menyebabkan situasi tidak aman mendorong orang melakukan migrasi ke tempat yang aman. Tentu kalian tidak ingin saling bertentangan bukan? Pertentangan hanya akan mendatangkan masalah, oleh karena kita harus selalu terus saling menghormati dengan orang lain.
d) Kondisi alam
Kondisi alam yang tandus kadang kala mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan. Misalnya penduduk di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, sebagian daerahnya tersusun atas batu gamping (limestone) yang kurang subur untuk pertanian. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong penduduk daerah tersebut melakukan migrasi ke daerah lain seperti Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lain di luar Pulau Jawa. Perlu kalian ketahui, berkat ketekunan dan kegigihan di tempat barunya, mereka banyak yang menjadi sukses dengan keadaan kehidupan yang lebih baik dari di tempat asalnya.
2) Macam-macam migrasi
Kalian telah menemukan beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi penduduk. Ke mana saja penduduk melakukan migrasi? Ada penduduk yang melakukan perpindahan masih dalam satu provinsi, ada yang melakukan ke luar pulau, bahkan ada juga penduduk yang melakukan perpindahan ke luar negeri. Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua yakni migrasi internasional dan migrasi nasional.Migrasi Internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal. Migrasi nasional terdiri atas dua bentuk yaitu : (1) transmigrasi dan (2) urbanisasi. Pada uraian berikutnya kalian akan mempelajari bagaimana terjadinya transmigrasi dan urbanisasi.
c. Transmigrasi
Beberapa pulau besar di Indonesia seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua dapat ditemukan beberapa daerah yang merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai contoh jika kalian tinggal di Kabupaten Lampung Selatan, kalian akan menemukan daerah yang memiliki bahasa berbeda-beda. Apabila kalian tinggal di dekat Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, kalian akan menemukan masyarakat yang sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh terjadinya transmigrasi pada masa lalu. Di Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, sebagian besar transmigran berasal dari DIY dan Jawa Tengah, sehingga sebagian besar mereka masih menggunakan Bahasa Jawa.Daerah Transmigrasi |
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi? Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk kepentingan pembangunan nasional. Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau. Transmigrasi dalam satu daerah misalnya penduduk di Garut Utara, Jawa Barat dipindahkan ke Garut Selatan yang penduduknya masih sangat jarang. Pada saat ini transmigrasi dalam satu daerah sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa penduduknya sudah begitu padat.
Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri ataupun mengikuti program pemerintah. Mengapa penduduk melakukan transmigrasi?
Berdasarkan latar belakang transmigrasi di atas, tentu kalian dapat menemukan tujuan pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia. Salah satu tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah untuk pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat di suatu lokasi, maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau. Transmigrasi secara tidak langsung juga turut membentuk persebaran sumber daya manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan.
Tujuan lain transmigrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melakukan transmigrasi, suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di pulau lain. Ketersediaan lahan yang luas membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik, sehingga hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga dapat terselesaikan berkat dengan program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk menanggulangi bencana alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah rawan bencana seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke daerah lain yang tidak berbahaya.
Sebagai warga negara, sepatutnya kalian mendukung program transmigrasi dengan baik. Dengan pemerataan penduduk yang baik, maka bangsa Indonesia semakin kuat. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat selalu terjaga. Karena itu masyarakat harus selalu menjaga kebersamaan dengan mengembangkan sikap toleransi. Terjadinya transmigrasi pasti akan mempertemukan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Setiap masyarakat harus saling menjaga untuk saling memahami dan menghormati kebudayaan lain, sehingga tercipta keselarasan sosial yang ideal.
d. Urbanisasi
Apa yang dimaksud dengan urbanisasi? Mengapa terjadi urbanisasi? Bagaimana dampak urbanisasi? Kita akan mempelajarinya dalam uraian di bawah ini.Amati gambar di atas! Gambar tersebut adalah suasana arus mudik lebaran di Pulau Jawa. Pemandangan seperti itu dapat dilihat setiap tahun. Mudik artinya pulang kampung. Mengapa mereka melakukan mudik? Apakah mereka bukan penduduk Jakarta? Ternyata sebagian besar mereka telah menjadi penduduk Jakarta. Tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tidak bisa ditinggalkan. Tradisi tersebut berkaitan dengan urbanisasi.
Apa yang dimaksud urbanisasi? Perpindahan penduduk dari desa ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan juga sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana perdesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi.
Setelah kalian memahami pengertian urbanisasi, selanjutnya kita akan mencari tahu mengapa seseorang melakukan urbanisasi. Bertambahnya penduduk kota, bertambah luasnya kota dan penambahan jumlah kota disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab utama urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Mengapa terjadi? Ada dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yakni (1) daya dorong desa dan (2) daya tarik kota.
1) Daya dorong desa
Salah satu ciri kehidupan masyarakat desa adalah mata pencahariannya yang relatif homogen. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan. Masyarakat pegunungan dan dataran rendah, mereka menggantungkan kehidupan dari pertanian, perkebunan, perikanan, hasil kerajinan, dan sebagian di sektor jasa.
Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan yang tersedia berkembang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Andaipun lahan masih luas, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. Sebagai contoh fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan hiburan di desa yang relatif terbatas. Hal inilah yang mendorong masyarakat desa pergi ke kota untuk memperoleh suasana kehidupan yang lebih dinamis.
Kehidupan mengandalkan alam menghadapi resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu sendiri. Kemarau panjang, banjir, dan hama sering membuat kehidupan masyarakat desa kurang menentu. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari pekerjaan yang hasilnya lebih diandalkan. Dari uraian di atas, dapat ditemukan beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain;
- Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.
- Semakin sempitnya lahan pertanian.
- Keberhasilan pertanian yang tidak pasti seperti paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
- Minimnya fasilitas sosial di pedesaan.
- Kehidupan desa yang tidak bervariasi atau monoton.
Bagi masyarakat desa, kota sering diidentikkan dengan kemajuan dan modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah sarana yang lengkap dan prasarana yang tersedia. Penduduk kota yang padat mendorong pemerintah dan swasta membangun berbagai sarana dan prasarana dengan berbagai tujuan.
Pemerintah membangun sarana pendidikan, pelayanan masyarakat, gedung kesenian, gedung olahraga, dan pusat pemerintahan di kota. Tentu tujuannya adalah agar mudah diakses dari berbagai pelosok, termasuk dari luar. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu akan menuntut jenis pekerjaan yang lebih heterogen juga. Pertumbuhan dan perkembangan kota lebih dinamis jika dibandingkan dengan di desa.
Perkembangan perusahaan swasta juga cenderung makin banyak di kota. Selain memudahkan urusan administrasi, pusat perusahaan di kota juga mudah melakukan akses ke berbagai penjuru. Fasilitas yang dibutuhkan perusahaan pun lebih lengkap di kota. Berkebalikan dengan daya dorong desa, tentu ada daya tarik kota yang menyebabkan masyarakat menyukainya. Sebagai daya tarik kota di antaranya adalah:
- Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dibanding di desa.
- Upah pekerja di kota yang lebih tinggi dibanding di desa.
- Fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap dibanding di desa.
Selain karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, urbanisasi terjadi karena pertumbuhan kota. Pertumbuhan kota meliputi pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan wilayah. Sebuah kota kecil akan terus berkembang hingga menyebabkan daerah-daerah sekelilingnya akhirnya menyatu menjadi satu kesatuan kota yang lebih besar. Sebagai contoh adalah kota Jakarta. Pada awal perkembangan Jakarta adalah pusat urbanisasi. Tetapi saat ini Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah menjadi satu kesatuan kota, walaupun secara administratif berbeda. Kalian juga dapat mengamati kota terdekat dengan tempat tinggalmu. Pasti kalian akan menemukan proses perkembangan kota tempat tinggalmu atau kota terdekat dengan tempat tinggalmu.
Munculnya kota-kota baru juga menjadi salah satu pendorong proses urbanisasi. Sebagai contoh, ladang minyak yang ditemukan di beberapa kota di Provinsi Riau mendorong munculnya kota-kota seperti Duri dan Dumai. Contoh lain adalah penemuan tambang tembaga dan emas di Provinsi Papua. Pada masa lalu tumbuhnya kota-kota besar lainnya seperti kota Batavia (Jakarta), Surabaya, Semarang, Makasar, dan sebagainya disebabkan letak strategis sebagai persinggahan kapal- kapal dagang menjadikan Batavia, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Ambon sebagai tempat bertemunya penduduk lokal dan asing.
Urbanisasi terjadi apabila ada perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar. Urbanisasi terus akan terjadi, sejauh lapangan pekerjaan dan fasilitas umum di kota masih dipandang oleh masyarakat desa lebih baik daripada lapangan pekerjaan di pedesaan. Masalah yang ditimbulkan oleh adanya urbanisasi ini antara lain adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar dari perdesaan semakin banyak dan semakin murah. Banyaknya pengangguran berakibat semakin tingginya tindak kejahatan. Selain itu aktivitas urbanisasi yang besar dapat mengakibatkan permasalahan baru seperti tumbuhnya pemukiman kumuh.
Upaya untuk menghentikan laju urbanisasi antara lain adalah dengan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan. Salah satunya dengan membangun industri yang banyak menyerap tenaga kerja seperti pabrik dan pusat perdangan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu melalui pembangunan fasilitas umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi di desa-desa.
Dampak negatif urbanisasi terhadap desa misalnya berkurangnya tenaga terdidik dan menurunnya kualitas dan kuantitas pertanian di desa. Dampak negatif lainnya adalah pengaruh budaya negatif dari kota. Namun demikian desa juga merasakan manfaat urbanisasi seperti menurunya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa karena uang dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya positif dari kota.
Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya jumlah penduduk kota, berkurangnya lahan kota, ketatnya persaingan kerja, dan masalah sosial lainnya. Dampak positif urbanisasi bagi kota misalnya tersedia tenaga kerja murah terutama tenaga kerja kasar, dan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga kerja yang unggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar