A. Ajaran Hindu dan Budha
1. Hindu
Agama Hindu pada merupakan sinkretisme (perpaduan)
antara kepercayaan bangsa Dravida, yang merupakan penduduk asli India, dengan
bangsa Arya, yang merupakan bangsa pendatang dari Asia Tengah yang berhasil
menaklukkan bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Agama Hindu mempunyai konsep
politheisme yaitu menyembah banyak dewa. Tiga dewa utama dari umat Hindu adalah
dewa Brahma (dewa pencipta), dewa Wisnu (dewa pemelihara) dan dewa Syiwa (dewa
perusak) yang ketiganya biasa disebut Tri Murti. Salah satu pokok dalam ajaran Hindu
adalah konsep reinkarnasi atau dilahirkan kembali sebagai penebusan dosa karena
masih banyaknya dosa dan kesalahan yang dilakukan di kehidupan sebelumnya. Jadi
tujuan dari manusia hidup di dunia adalah moksha atau tidak dilahirkan kembali
dan tinggal di nirwana yang penuh kenikmatan.
Agama Hindu berpedoman pada kitab
suci Weda, Brahmana dan Upanisad.
a. Kitab Weda terdiri dari empat himpunan
(Samhita).
1. Regweda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
2. Samaweda,berisi nyanyian-nyanyian suci
yang slokanya diambil dari Regweda.
3. Yayurweda, berisi penjelasan tentang
sloka-sloka yang diambil dari Regweda.
4. Atharwaweda,berisi mantra-mantra yang
digunakan untuk berbagai keperluan seperti (sihir, ilmu gaib, mengusir
penyakit, menghancurkan musuh, mengikat cinta, serta memperoleh kedudukan dan
kekuasaan).
b. Kitab Brahmana adalah kitab suci yang
terdiri keterangan tentang upacara sesaji.
c. Kitab Upanisad adalah kitab suci yang berisi ajaran ketuhanan
dan makna hidup.
Dalam agama Hindu masyarakat diklasifikasikan
menjadi 4 kelas yang mempunyai hak dan peranan yang berbeda-beda, yaitu :
a. Kasta Brahmana, terdiri atas para pendeta.
b. Kasta Ksatria, terdiri atas para raja dan
bangsawan.
c. Kasta Waisya, terdiri atas para pedagang dan
kaum buruh menengah.
d. Kasta Sudra, terdiri atas para petani, buruh
kecil dan budak.
Hari raya umat Hindu
ialah Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Nyepi, dan Siwaratri.
2. Budha
Pada awalnya Budha merupakan salah satu aliran
dalam agama Hindu yang disebut budhisme. Budhisme dimunculkan dan dikembangkan
oleh Sidharta Gautama sebagai protes atas ketidakadilan sistem kasta dalam masyarakat Hindu, dimana kasta rendahan
mengalami ketidakadilan. Sidharta sebenarnya masuk dalam kasta ksatria karena
merupakan putra dari Raja Sudhodana dari kerajaan Kapilawastu. Tetapi kemudian
dia meninggalkan semua kemewahan istana dan menjadi pertapa setelah dia melihat
kehidupan di luar istana yang sangat memprihatinkan. Dalam pertapaannya dia
memperoleh bodhi dan disebut Sang Budha (yang disinari).
Umat Budha mempunyai kitab suci yang disebut
Tripitaka yang berarti tiga keranjang. Isi dari kitab Tripitaka adalah :
a. Winayapitaka, berisi tentang peraturan dan hukum yang
menentukan cara hidup para pemeluk agama Budha.
b. Sutrantapitaka, berisi wejangan sang Budha.
c. Abdidharmapitaka, berisi keterangan dan
penjelasan tentang agama Budha.
Umat Budha meyakini bahwa manusia hidup di dunia
berada dalam kesengsaraan (samsara), oleh karena itu kesengsaraan dapat
dihentikan dengan mengamalkan astavidha (delapan jalan) yaitu : Ajaran yang
benar; Niat yang benar; Perkataan yang benar; Perbuatan yang benar; Penghidupan
(mata pencaharian) yang benar; Usaha (daya upaya) yang benar; Perenungan yang
benar; Samadi (bersemedi) yang benar.
Dalam perjalanannya, ajaran Budha
terpecah menjadi 2 aliran yaitu :
a. Budha Hinayana (kendaraan kecil)
Aliran ini berpendapat bahwa
setiap orang harus berusaha sendiri-sendiri untuk masuk nirwana tanpa
pertolongan orang lain. Hal itu sesuai dengan ajaran Budha pada awalnya.
b. Budha Mahayana (kendaraan besar)
Aliran ini berpendapat sebaiknya
manusia berusaha bersama-sama dan saling membantu dalam mencapai nirwana.
Umat Budha merayakan hari raya Triwaisak yaitu
peringatan kelahiran, turunnya Bodhi dan kematian Sang Budha.
B. Proses Masuknya Hindu-Budha di Indonesia
Proses masuknya
kebudayaan Hindu dan Budha berlangsung sangat panjang. Keterlibatan berbagai
pihak sangatlah menentukan perkembangan kebudayaan ini. Mulai dari pedagang,
tokoh agama bahkan hingga orang biasa.
Menurut Van Leur
dan Wolters, hubungan dagang Indonesia dan India lebih dahulu berkembang
daripada hubungan dagang yang dilakukan Indonesia dan Cina. Terlibatnya
Indonesia dalam kegiatan perdagangan, berakibat terjadinya akulturasi
kebudayaan, terutama dengan budaya India, yaitu agama Hindu dan Budha. Dari
hubungan perdagangan tersebut, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya
budaya Hindu-Budha ke Indonesia.
a. Teori Brahmana
Teori ini
mengungkapkan bahwa kebudayaan Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia di bawa
kaum brahmana. Kemungkinan teori ini
adalah yang paling benar, hal ini terbukti dengan ditemukannya Yupa Kutai yang
menyebutkan bahwa penyebaran ajaran Hindu dilakukan melalui upacara keagamaan,
dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh para brahmana. Pendukung teori ini
adalah J.C. van Leur.
b. Teori
Ksatria
Teori ini mengungkapkan bahwa agama Hindu dan Budha
menyebar ke Indonesia karena pengaruh dari para bangsawan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya koloni baru yang dibentuk orang India di Indonesia. Di
tempat barunya para bangsawan menyebarkan agama dan budaya Hindu-Budha.
Pendukung teori ini adalah C.C. Berg
dan Majumdar.
c. Teori Waisya
Teori ini
menyatakan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang
antara India dan Indonesia. Para pedagang dari India banyak yang menetap di
Indonesia yang kemudian jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi
terjadinya proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha. Pendukung teori ini diantaranya
N. J. Krom dan Purbacaraka.
d. Teori Sudra
Von van Faber
mengungkapkan bahwa peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan
Sudra menjadi orang buangan. Kemudian mereka meninggalkan India mengikuti kaum
Waisya. Dengan jumlah yang besar diduga golongan Sudralah yang memberi andil
besar dalam penyebaran budaya/agama Hindu ke nusantara.
e. Teori
Arus Balik
Teori ini diungkapkan oleh F.D.K. Bosch,
Bosch meyakini bahwa orang Indonesialah yang paling berperan dalam penyebaran Hindu-Budha
di nusantara. Setelah di awali orang-orang India, penduduk Indonesia yang ingin
tahu lebih dalam tentang ajaran Hindu-Budha langsung berlayar ke india untuk
belajar. Kemudian setelah pulang ke indonesia mereka menyebarkan apa yang sudah
mereka pelajari. Teori berdasar pada ditemukannya arca Budha di Sempaga,
Sulawesi Selatan, yang sangat mirip dengan arca yang dibuat di Amarawati
(India).
C. Pengaruh Unsur Kebudayaan Hindu-Budha Terhadap
Kehidupan Masyarakat Indonesia
1. Bidang agama
Ketika memasuki
zaman sejarah, masyarakat di nusantara telah menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha.
Sejak berinteraksi dengan orang-orang India budaya baru tersebut membawa
perubahan pada beragama. Misalnya, dalam hal tata krama, upacara-upacara
pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan).
2. Bidang
sosial
Dalam bidang ini
kebudayaan India mempengaruhi pada sistem pemerintahan dan kemasyarakatan.
Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak menduduki kekuasaan
kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan seperti, Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan lain-lain.
3. Bidang
seni
Pengaruh dari
kebudayaan Hindu-Budha ini dapat berupa relief, sastra. Untuk seni relief
banyak dijumpai hiasan-hiasan pada dinding candi yang sesuai dengan unsur
India. Di bidang seni sastra, terlihat pada penggunaan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta pada prasasti-prasasti. Adanya cerita Mahabarata dan Ramayana yang
bersumber pada kebudayaan India. Selain itu adapun kitab-kitab yang dihasilkan
oleh para pujangga Indonesia seperti: Arjunawiwaha (Mpu Kanwa); Sutasoma (Mpu
Tantular); Negarakertagama (Mpu Prapanca).
4. Bidang
bahasa
Kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar
berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Dalam perkembangan selanjutnya
bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa
Sansekerta. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil
serapan dari bahasa sansekerta, seperti: Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka
Paksi, dan Parasamya Purnakarya Nugraha.
5. Bidang
pendidikan
Dalam bidang ini
kaum brahmana merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh, karena yanmemberikan
ilmu dalam masyarakat. I-Tsing mengungkapkan bahwa di Kerajaan Sriwijaya telah
didirikan sekolah setaraf perguruan tinggi yang menampung biarawan untuk
belajar agama Budha
sumber:
http://dzakibelajar.blogspot.com/2013/07/sejarah-dan-pengaruh-hindu-budha-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar