Minggu, 15 Maret 2015

Peninggalan Sejarah Bercorak Islam

Abad ke-15 dan ke-17 adalah masa puncak perkembangan pengaruh Islam di Indonesia. Pengaruh itu tidak saja berlangsung dalam bidang religi , tetapi juga dalam bidang politik dan sosial-budaya. Perkembangan pengaruh Islam di Indonesia dapat kita ketahui dari berbagai pening-galan sejarah bercorak Islam, seperti masjid, keraton, nisan, kaligrafi, dan karya sastra.

A. Masjid

Masjid-masjid kuno di Indonesia bentuknya masih menunjukkan gaya Indonesia asli. Atapnya menggunakan atap tumpang  yang jumlahnya tiga atau lima susun, seperti terdapat pada Masjid Demak, Masjid Sendang Duwur, Masjid Agung Banten, Masjid Agung Palembang, dan Masjid Baiturrahman di Aceh. Sebagian masjid-masjid kuno di Jawa dilengkapi gapura seperti yang ada pada keraton atau candi. Bahkan, menara Masjid Sunan Kudus yang dibangun pada abad ke-16 bentuknya menyerupai Candi Langgam di Jawa Timur. Dengan demikian, pengaruh Hindu pada tempat peribadatan Islam tetap ada. Hal itu bisa terjadi sebab beberapa kemungkinan, Pengaruh itu disengaja, agar para pemeluk Islam tingkat pemula tidak terlalu asing dengan tempat ibadat yang baru. Karena teknik membuat bangunan yang dikuasai hanya warisan dari ajaran Hindu.

Masjid di Indonesia biasanya dilengkapi dengan bedug dan kentongan. Kedua alat ini adalah warisan budaya nenek moyang dari zaman prasejarah. Pada masa itu, bedug dan kentongan digunakan sebagai alat panggil masyarakat. Misalnya, saat kepala suku menginginkan rakyatnya berkumpul atau orang tua menginginkan anaknya yang di sawah agar segera pulang.


Peninggalan Sejarah Bercorak Islam
Masjid Demak

Pada mulanya, masjid di Indonesia tidak dilengkapi dengan menara. Suara adzan yang dikumandangkan jangkauannya sangat terbatas. Sementara itu, banyak warga yang bekerja jauh dari tempat tinggalnya, misalnya di sawah atau di ladang. Untuk mengatasi hal itu dipakailah bedug dan kentongan. Biasanya alat ini dibunyikan lebih dahulu, baru lalu dikumandangkan adzan.

B. Keraton

Keraton artinya tempat tinggal ratu atau raja. Dari tempat tinggalnya itu, seorang ratu atau raja mengendalikan roda pemerintahan kerajaan. Jadi, keraton adalah pusat pemerintahan. Rumah atau bangunan tempat tinggal raja disebut istana. Seni bangunan masjid dan keraton di Indonesia mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan bentuk arsitektur di negara Islam lain. Hal itu bisa terjadi sebab yang membuat bangunan itu adalah bangsa Indonesia sendiri. Disamping memeluk agama Islam, mereka juga masih disemangati oleh kebudayaan tradisional. Jadi, seni bangunan berupa masjid dan keraton adalah perpaduan antara kebudayaan tradisional dan kebudayaan Islam.

Di berbagai daerah di Indonesia banyak istana peninggalan zaman Islam, seperti Istana Maimun , Istana Sultan Riau Lingga, Istana Sultan Ternate, Istana Pagaruyung (Sumatera Barat), Keraton Cirebon, Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Istana Mangkunegaran, dan Istana Raja Gowa.

C. Nisan dan kompleks makam

Nisan adalah batu atau kayu yang terdapat pada makam dan berfungsi sebagai tanda kubur. Pada batu nisan peninggalan Islam ada hiasan ukir-ukiran dan kaligrafi. Bentuk nisan ada yang sederhana dan ada yang diukir dengan pahatan sangat indah. Pada bagian depan nisan dipahatkan tulisan dengan huruf Arab. Tulisan-tulisan pada batu nisan biasanya menerangkan tahun wafat dan riwayat singkat orang yang dimakamkan. Batu-batu nisan peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain adalah: nisan makam Fatimah binti Maimun di desa Leran , nisan Malik al-Saleh di Lhokseumawe (Aceh), nisan Ratu Nahrasiyah di Samudera Pasai, nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, batu nisan di Troloyo (Jawa Timur).

D. Seni Kaligrafi

Kaligrafiatau Khot adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan bahasa Arab. Dalam dunia Islam, kaligrafiterdiri atas petikan ayat-ayat suci Al Qur’an. Bentuknya beraneka macam, dari yang sederhana, berbentuk tulisan mendatar, sampai bentuk yang rumit seperti sebuah lingkaran, segitiga atau membentuk suatu bangun tertentu seperti masjid.Seni kaligrafiIslam berkembang pesat sebab agama Islam melarang melukis makhluk hidup sehingga para pelukis Islam mencurahkan bakat lukisannya pada seni kaligrafi. Beraneka ragam hias kaligrafi dapat kita temukan pada dinding masjid, keramik, keris, batu nisan, dan berbagai hiasan di rumah-rumah.

E. Karya sastra

Dalam dunia Islam sastra memperoleh tempat yang terhormat. Ini berkaitan dengan tradisi tulis-menulis yang dijunjung tinggi masyarakat Islam. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam di Indonesia mengambil bentuk hikayat, suluk, syair, kitab sejarah, ajaran agama, dan sejarah.Contoh karya sastra berbentuk hikayat adalah Hikayat Hamzah, Hikayat Jauhar Manikam, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-raja Pasai.Kitab Suluk contohnya Syair Perahudan Syair Si Burung Pingai , Suluk Wijil(Sunan Bonang),Suluk Suka Rasa, dan Suluk Kaderesan.Contoh karya sastra yang berbentuk syair, misalnya: Syair Abdul Muluk, Gurindam Dua Belas.

Contoh karya sastra yang berbentuk sejarah adalah Sejarah Melayukarya Tun Muhammad. Contoh karya sastra berisi ajaran agama adalah Tajus Salatinatau Mahkota Segala Rajakarya Bukhari al Jauharidari Aceh, tahun 1603 M.Contoh karya sastra yang mencampur unsur sejarah dan ajaran agama Islam misalnya kitab Bustanus Salatina, karya Nuruddin ar-Raniri. Contoh karya-karya sastra peninggalan Islam berupa surat menyurat dan dokumen kerajaan, misalnya: Adat Mahkota Alam karya Sultan Iskandar Muda,Kitab Salokantara karya Sultan Trenggana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar