A. Alat reproduksi laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari
alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Perhatikan
gambar di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan
skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis,
epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar
bulbouretral.
1. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar.
Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang
dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC)
agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di
luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan
posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai
tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada
manusia berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk
seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan ekornya.
Testis juga memiliki tanggung jawab lain,
yaitu membuat hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang
sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi dewasa.
Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan
lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.
2. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3. Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang
dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra.
Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran
vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma
ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis.
6. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
7. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar tubuh.
8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu
batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit yang
menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat
melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari
otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi
ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi
reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi
mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi,
fungsi penis sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan
urine.
Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13
tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu menghasilkan sel
sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi
basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 Ξm. Dalam satu tetes
semen (air mani) terdapat kurang
lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan sperma
disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa sperma
dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus
testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut
spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis
menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogonium ini kemudian membesar
membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya akan
membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder
yang haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara
meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
B. Alat reproduksi wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah
mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi
sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya saat seorang
wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi wanita juga terdiri
dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin bagian luar
terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan
klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium,
tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
1. Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi
vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, daerah ujung
luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah gundukan jaringan
lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini dapat dikenali
dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh
saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk
seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua
bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium
mayora, merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam
disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke
vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan
dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh
dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif
dan berperan besar dalam fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis,
panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui
darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk
dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat
hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim.
Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam
vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi
cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak,
elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus.
Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses
persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini
memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan
besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti buah pear,
berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran
panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim
berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin.
Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal
ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
☯ Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.
☯ Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi).
☯ Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
☯ Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi).
☯ Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
5. Ovarium
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium
disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di sebelah kiri dan
kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi sel telur
jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel
telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari
ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur
disebut juga dengan ovum.
disebut juga dengan ovum.
6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran
telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan
kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan
ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan
bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan
terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti
umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk
menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis
dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan
mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid.
Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini
disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah
secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit
sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk
dibuahi oleh sperma.
C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum
matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba
fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang
sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim.
Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah
menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi
menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya pematangan
ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah
sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi gangguan.
Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen
dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk
menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat
seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam
rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta.
Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
ô Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
ô Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
ô Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
ô Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
ô Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
ô Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan
pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim
(endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum
tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi
hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai
robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase
poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan
dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan
merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen
menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan
lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan
28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar
esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH.
LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi
berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah
melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan
hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem reproduksi dapat mengalami
gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan pasangan usia
subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus selalu
menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat
memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang
berkaitan dengan sistem reproduksi adalah
sebagai berikut.
sebagai berikut.
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan
seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan
ibu hamil kepada anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus
ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah
putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari
segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang
berbagai penyakit.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV
tampak seperti orang yang sehat dan tidak memperlihatkan gejala-gejala
tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung dari
kekebalan tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul
gejala awal seperti hilangnya selera makan, tubuh terasa lemas, dan
badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian akan
timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak
sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun.
Tahap terakhir atau fase AIDS akan
terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat berkurang. Pada tahap
ini biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia, herpes,
gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6
bulan. Untuk mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita
AIDS, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya jumlah
sel T pada darahnya.
b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV karena
hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang orang pemakai narkoba dan
tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang telah
terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi
darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada
janinnya.
Penularan HIV sangat cepat sekali,
seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna narkoba semakin
banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah,
kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah
penyebaran virus ini.
c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan sampai
saat ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari penyakit ini adalah
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS
dapat juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja
singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh bakteri Troponema
pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi
darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis
laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini
tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
tidak menyebabkan rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan dengan pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular melalui hubungan seksual.
Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain.
Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar
nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir
berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak
menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai
terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera
mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina
atau penis seperti bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin
manusia Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan dekat anus.
Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini
dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan anus tidak
terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar