PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEREBUT IRIAN BARAT
IPS SEJARAH KELAS 9
SMP SEMESTER II
BAB 11 PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA DALAM MEREBUT IRIAN BARAT
A. Latar Belakang Masalah Irian Barat
-
Berdasarkan kesepakatan KMB tanggal 27 Desember
1949 dilaksanakan pengakuan kedaulatan negara Indonesia sebagai Republik Indonesia
Serikat (RIS).
-
Belanda mengingkari kesepakatan KMB tentang
penyelesaian masalah Irian Barat yang rencananya akan dilaksanakan 1 tahun
setelah penyerahan kedaulatan.
-
Belanda justru memperkuat pertahanan militernya
dan menyebarkan isu anti-Indonesia terhadap penduduk Irian Barat.
B. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut
Irian Barat
1. Perjuangan Diplomasi (perundingan)
a. Perjuangan diplomasi dengan Belanda
-
Belanda memasukkan Irian Barat sebagai bagaian
wilayah kerajaannya sehingga perjuangan diplomasi bilateral mengalami kegagalan.
b. Perjuangan diplomasi di forum PBB
-
Indonesia kalah suara dalam sidang umum PBB
karena jumlah negara Asia-Afrika yang menjadi angggta PBB belum sebanyak
sekarang
c. Perjuangan diplomasi di KAA
-
Melaksanakan rapat umum pembebasan Irian Barat
di Jakarta pada tanggal 18 Nov 1957.
2. Konfortasi politik
a. Pembatalan perjanjian KMB
-
Pembatalan perjanjian KMB dilakukan secara
sepihak oleh Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1956 pada tanggal 3 Mei
1956.
b. Pembentukan provinsi Irian Barat
-
Provinsi Irian Barat dibentuk tanggal 17 Agustus
1956 oleh Kabinet Ali Sastroamidjoyo.
-
Ibu kota berada di Kota Soa Sui, Tidore, Maluku
Utara dan sebagai Gubernur adalah Zainal Abidin Syah dari Kesultanan Ternate.
c. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda
-
Terjadi pada tanggal 17 Agustus 1960 dalam pidato Presiden Soekarno yang berjudul
“Jalannya Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun dari Langit.”
3. Konfrontasi Ekonomi
-
Hasil rapat umum gerakan pembebasan Irian Barat
tanggal 2 Desember 1957 rakyat dan pemerintah melaksanakan aksi konfrontasi
sebagai berikut:
i.
Mogok masal para buruh yang kerja di perusahaan
Belanda.
ii.
Melarang beredarnya segala bentuk terbitan dan
film yang berbahasa Belanda.
iii.
Pengambilalihan (nasionalisasi) perusahaan milik
Belanda di Indonesia.
iv.
Memecat warga negara Belanda yang bekerja di
pemerintahan Indonesia.
v.
Membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat.
-
Pemerintah mengularkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 tahun 1957 tentang
Pengambilalihan (nasionalisasi) perusahaan milik Belanda di Indonesia.
-
Perusahaan Belanda yang akan diambilalih yaitu:
Perusahaan listrik Philips, Bank Escompto, Percetakan de Unie, Nederlandsche
Handel Maatschappij (Bank Dagang Negara), serta perusahaan perkebunan dan
pertambangan.
-
Melarang seluruh pesawat terbang KLM milik
Belanda untuk terbang dan mendarat di Indonesia.
4. Konfrontasi bersenjata (militer)
a. Tri Komando Rakyat (Trikora)
-
Latar belakang Trikora adalah Belanda mencoba
menjadikan masalah Irian Barat sebagai masalah di forum PBB sebagai koloni yang
akan dimerdekakan (dekolonisasi).
-
Presiden Soekarno mencanagkan Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19
Desember 1961 saat pidato rapat raksasa di Jogjakarta dalam rangka pembebesan
Irian Barat.
-
Isi Trikora:
i.
Gagalkan pembentukan negara boneka bentukan
Belanda
ii.
Kibarkan sang merah putih di Irian Barat Tanah
Air Indonesia
iii.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air Indonesia
b. Komando Mandala
-
Komando Mandala merupakan realisasi dari Trikora
yang dibentuk oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Januari 1962 di Ujung Pandang (Makasar).
Pasukan Komando Mandala
-
Tugas Komando Mandala:
i.
Merencanakan persiapan dan menyelenggarakan
operasi militer dengan tujuan mengembalikan Provinsi Irian Barat ke dalam kuasaan
NKRI.
ii.
Mengembangkan situasi militer di wilayah
Provinsi Irian Barat, yakni:
o Sesuai
dengan taraf-taraf perjuangan diplomasi.
o Dilaksanakan
sesingkat-singkatnya di wilayah Provinsi Irian Barat secara de facto dan dapat
menciptakan daerah-daerah bebas atas unsur kekuasaan pemerintahan RI.
-
Panglima Komando Mandala: Mayjend. Soeharto, wakil
panglima I: Kol. (laut) Subono, wakil panglima II: Kol. (udara) Leo Wattimena,
dan kepala staff gabungan: Kol. Achmad Tahir.
-
Tiga fase strategi operasi militer Komando
Mandala:
i.
Fase infltrasi:
memasukkan 10 kompi tentara ke Provinsi Irian Barat samapi akhir tahun 1962 dan
mengajak raktyat irian Barat untuk ikut membebaskan wilayah :
o Fak-fak
dan Kaimana dengan operasi banteng
o Sorong
dan Terminabuan dengan operasi serigala
o Marauke
dengan operasi naga
o Sorong,
Kaimana, dan Marauke dengan operasi
jatayu
ii.
Fase eksploitasi:
serangan terbuka mulai tahun 1963 terhadap pangkalan militer musuh dan semua
pos pertahanan musuh yang penting.
o
Operasi serangan terbuka tersebut dinamakan Operasi Jayawijaya dengan membentuk
Angkatan Tugas Amfibi 17 yang terdiri dari tujuh gugus tugas yang dipimpin oleh
Kol. Sudomo, sedangkan Angkatan Udara membentuk enam kesatuan tempur baru.
o
Operasi Jayawijaya belum sempat dimulai karena
padda tanggal 15 Agustus 1962 tercapai persetujuan perundingan antara RI dan
Belanda di markas Besar PBB. Sehingga pada tanggal 18 Agustus 1962 terjadi
genjatan senjata.
iii.
Fase konsolidasi:
menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat mulai awal tahun
1964.
c. Peristiwa Laut Aru
-
Pada awal fase infiltrasi di Laut Aru (sebelah
barat daya Irian Barat) terjadi pertempuran antara tiga Motor Torpedo Boat
(MTB) milik Indonesia dengan kapal perusak dan fregat milik Belanda.
-
Pada tanggal 12 Januari 1962 kesatuan patroli cepat
yang dipimpin oleh Kapten Wiratno melakukan patroli rutin di Laut Arafuru yang
terdiri dari tiga buah MTB yaitu:
o
MTB Macan
Tutul yang dikomandoi oleh Kapten Wiratno dan Komodor Yosafat Sudarso (Yos
Sudarso).
o
MTB
Harimau yang dikomandoi oleh Kolonel Sudomo.
o
MTB Macan
Kumbang yang dikomandoi pejabat lainnya.
MTB KRI Macan Tutul
sumber: id.wikipedia.org
-
Pada tanggal 15 Januari 1962 rombongan patroli
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tiba di Laut Aru, secara tiba-tiba
diserang oleh kapal perusak dan kapal fregat yang dipandu oleh pesawat terbang
Neptune dan Firefly milik Belanda.
Firefly
Neptune
-
MTB Macan Tutul yang dikomdaoi oleh Yos Sudarso
melakukan manufer, sehingga pihak Belanda hanya memperhatikan MTB Macan Tutul
dan KMB yang lain dapat meloloskan diri. Mendapat serangan yang bertubi-tubi
menyebabkan MTB Macan Tutul terbakar dan tenggelam sehingga menggugurkan Kapten
Wiratno, Yos Sudarso, dan beberapa awak kapal menjadi pahlawan pembebasan Irian
Barat.
Komodor Yos Sudarso
sumber: sejarah.kompasiana.com
C. Akhir Perjuangan Bangsa Indonesia dalam
Merebut Irian Barat
1. Persetujuan New York
-
Latar belakang: pertempuran terbuka antara
Indonesia dan Belanda untuk saling mempertahankan Irian Barat dapat diketahui
dunia internasional.
-
Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker
mengamati kesungguhan Indonesia dalam memperjuangkan Irian Barat. Ia mengajukan
Rencana Bunker yang berisi:
o
Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada
Republik Indonesia.
o
Rakyat Irian Barat diberikan kebebasan untuk
memilih tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
o
Pelaksanaan penyerahan Irian Barat diselesaikan
dalam waktu dua tahun.
o
Diadakan masa pengalihan selama satu tahun di bawah
pemerintahan PBB untuk menghindari bentrok fisik dan pemulangan militer dan
pegawai Belanda.
-
Pada tanggal 15 Agustus 1962 di Markas PBB New
York diadakan penandatangan perjanjian antara RI dan Belanda menyelesaian
masalah Irian barat yang dikenal dengan Perjanjian
New York yang berisi:
o
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada pemerintahan
sementara PBB United Nations Temporary
Authority (UNTEA) dan penurunan bendera Belanda diganti dengan bendera PBB selambat-lambatnya
1 Oktober 1962.
o
Tenaga-tenaga dari Indonesia (sipil dan
militer), putra-putri Irian Barat, dan sisa-sisa pegawai Belanda yang masih
diperlukan akan digunakan oleh pemerintahan sementara PBB.
o
Pasukan Indonesia yang sudah berada di Irian
Barat diizinkan untuk tetap tingal di Irian Barat, tetapi statusnya tetap di
bawah pemerintahan sementara PBB.
o
Angkatan perang Belanda akan dipulangkan
berangsur-angsur dan yang belum dipulangkan berada di bawah pengawasan PBB.
o
Diberlakukannya lalu-lintas bebas antara irian
Barat dengan wilayah Indonesia lainnya.
o
Pada tanggal 31 desember 1962, bendera Indonesia
mulai dikibarkan berdampingan dengan bendera PBB.
o
Pemulangan angota sipil dan militer Belanda
harus sudah diselesaikan paling lambat tanggal 1 mei 1963 dan secara remsi
Indonesia menerima pemerintahan Irian Barat.
-
Sebagai tindak lanjut Perjanjian New york, pemerintahan
Indonesia berkewajiban untuk melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Papera)
sebelum akhir tahun 1969.
-
Pemerintahan sementara PBB UNTEA pimpinan Jalal Abdoh dari Iran membentuk pasukan
keamanan PBB United nations Security
Forces (UNSF). UNSF yang dipimpin oleh Brigjend.
Said Uddin Khaan dari Pakistan bertujuan untuk menjamin keamanan di Irian
Barat.
2. Penyerahan kekuasaan Irian Barat kepada
Indonesia
-
Penyerahan kekuasaan pemerintahan secara resmi
dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1963 di
Kota Baru/Holandia (Jayapura).
-
Komando Mandala dibubarkan pada hari yang sama
dengan tugas terakhir yaitu Operasi
Wisnumurti yang bertujuan untuk menyelenggarakan penyerahan kekuasaan
pemerintahan Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI.
3.
Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Papera)
-
Diselenggarakan tanggal 14 Juli – 4 agustus 1969
di bawah tanggung jawah pemerintah RI dengan tata cara:
o
Pelaksanaan Papera dilaksanakan dengan
musyawarah dan mufakat.
o
Pelaksanaan Papera dilaksanakan di setiap
kabupaten di Irian Barat.
o
Pembentukan Dewan Musyawarah Pepera (DMP) dan
utusan di setiap kabupaten.
o
Jumlah DMP sebanding dengan jumlah penduduk di
masing-masing kabupaten.
o
Setiap 750 jiwa memiliki 1 orang wakil DMP atau
setiap kabupaten memiliki minimum 75 orang dan maksimum 175 orang anggota DMP.
-
Penentuan pendapat rakyat (Papera) dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu:
o
Tahap I:
Konsultasi tata cara penyelenggaraan Papera dengan dewan kabupaten di Kota
Jayapura tanggal 24 Maret 1969.
o
Tahap II:
Pemilihan Dewan Musyawarah Papera (DMP) yang berakhir Juni 1969.
o
Tahap III:
Melaksanaka Papera mulai dari Kabupaten Marauke dan berakhir pada tanggal 4
Agustus 1969 di Jayapura.
-
DMP dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian
Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia.
-
Hasil Papera dibawa oleh utusan Duata Besar PBB
Ortis Sanz ke New York untuk dilaporkan dalam Sidang Umum PBB ke-24 pada
tanggal 29 November 1969.
-
Sidang Umum PBB ke-24 menyetujui resolusi
Belanda, Malaysia, Thailand, Belgia, Luksemburg, dan Indonesia tentang harapan
agar Sidang Umum PBB menerima hasil-hasil papera sesuai dengan perjanjian New
York.
Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banten
sumber: id.wikipedia.org
sumber:
http://fastrans22.blogspot.com/2014/01/perjuangan-bangsa-indonesia-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar